Kuharap cinta tak membuatmu benci kepadaku.. setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Tak luput dari siapa yang memisahkan dan apa pula yang dipisahkan lalu mengapa pula dipisahkan. Itu sudah lama diperdebatkan. Kini semua telah usai, kenangan hanya menjadi lembar cerita yang siap kapan saja diulas balik. Terlepas dari siapa yang disakiti dan siapa pula yang menyakiti rasa bergemuruh itu pasti ada ketika mengingat pertengkaran hebat yang terjadi diantara kita (dulu) yang menyebabkan kita berpisah. Rasa sakit itu pasti ada..
*****
"Hai...selamat malam Ray"
Dia Rayhan Al Fahri. Seorang laki-laki yang pernah singgah dihatiku dan menjadi harapan ku untuk masa depan ku kelak. Aku mengenalnya sejak aku duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. aku ingat betul saat itu ia adalah siswa pindahan. Satu sekolah heboh membicaraknnya tapi tidak denganku karena bagiku tak ada yang spesial darinya. Lalu selepas menempuh sekolah menengah pertama aku melanjutkan sekolah menengah atas masih di kota yang sama. Kebetulan lagi aku masih satu sekolah sama Rayhan. Oh yaa, aku belum memperkenalkan diriku.. namaku Rosalina Putri, teman-temanku biasa memanggilku dengan sebutan Sasa. Aku anak sulung sekaligus bungsu hehee yaa bisa dikatakan aku anak tunggal.
Kembali ke cerita, Dua tahun telah kuhabiskan waktuku untuk belajar di sekolahku tercinta. ada banyak yang kulalui selama itu. Yang pasti waktuku banyak kuhabiskan bersama temanptemanku. diantara beberapa teman-temanku yang lebih akrab itu Tiwi lengkapnya Neviandini Pratiwi. Kami ibaratkan akar dan pohon, dimana ada aku disitu juga akan ada tiwi hehehe. Dia tau banyak tentang aku begitupun aku, karena kami saling terbuka. Termasuk hubungan ku dengan Rayha. karena dia ikut dalam komplotan yang menyebabkan aku dan Rayhan menjalin hubungan.
Beberapa menit berlalu...belum juga ada balasan dari Rayhan. kupastikan dia sedang sibuk dengan tugas-tugas kuliahnya.
"Hai...selamat malam juga sa"
"Udah lama ya kita ga komunikasi hehe gimana kabarnya ray?"
"Iya sa, kamu sih sombong sekali hehe alhamdulillah baik sa..kamu sendiri?"
"ahh..masa aku sih ray? kamu kali..sama baiknya juga ray"
Percakapan itu berlangsung cukup panjang. Karena kami membahas masa lalu. Aku ingat betul untuk kali pertama aku menasehatinya lantaran saat itu ray terlihat kacau karena habis cinta. Saat itu aku sok-sokan paham betul tentang apa itu cinta padahal aku sendiri tidak tau betul tentang apa itu cinta. Semua berawal dari nasehat kecil itu, lalu berlanjut ke masa yang kebanyakan orang bilang masa PDKT atau apalah itu. Karena terlalu sering bersama mungkin menjadi salah satu penyebab timbulnya rasa sayang diantara kami. Lalu malam di awal bulan Januari tahun itu ray menelepon ku dan mengatakan bahwa ia ingin bersama ku dan menjaga ku lebih dari sekedar seorang sahabat. Aku yang saat itu mempunyai perasaan yang sama tak ada alasan untuk menolak. Hari-hari berikutnya kami lalui bersama. Berjuang bersama-sama saat melalui Ujian Nasional yang saat itu membuat jantung hampir tidak berada ditempatnya.. Saling memotivasi saat salah satu diantara kami ada yang gagal dalam mengikuti sebuah tes perguruan tinggi. Dan hasilnya kami berbeda, aku yang saat itu lulus di sebuah Universitas negeri di Sumatera Selatan sedangkan Ray yang lulus dibeberapa universitas negeri namun ia menjatuhkan pilihannya pada sebuah Politeknik yang ada di Bandung karena ia mendapat beasiswa.
Enam bulan berlalu...
Hubungan kami akhir-akhir itu memburuk. aku merasa ray sangat protektif terhadapku dan siang itu tepat pada pertengahan tahun itu terjadi pertengkaran hebat diantara kami lantaran ray tidak percaya kepadaku. Jarak yang masih begitu dekat saja ray sudah menunjukkan rasa ketidakpercayaannya kepadaku, bagimana jarak itu lebih? Palembang-Bandung kalu di peta mungkin cuma sejengkal hanya dipisahkan oleh beberapa provinsi dan satu selat. Tapi kenyataannya?.. hari itu emosi ku benar-benar memuncak . Dan saat itu juga aku memutuskan untuk tidak bersama ray lagi. Hari-hari berikutnya kulalui sendiri tanpa sosok seorang ray. Komunikasi diantara kami saat itu masih ada. Aku yang masih mengharapkan ray tapi takut untuk mencoba kembali hanya gara-gara sebuah Jarak hahaha bodohnya aku...
*****
Beberapa hari kemudian percakapan singkat itu terjadi lagi..
"Kita akan tetep jadi sahabat kan Ray?"
"Tentu sa..."
"Bagaimana jika suatu saat kamu membenci aku ray?"
"Itu tidak akan sa...justru aku akan selalu mendukung apapun yang kamu lakukan sa.."
"Terimakasih ray, saat kamu melakukan itu aku akan jadi orang paling bahagia.."
"Kebahagiaanmu...kebahagiaanku juga saa..."
"Sungguh beruntung perempuan yang kelak akan bersama mu nanti ray (aku berharap perempuan itu adalah aku ray)..."
*****
Matahari begitu terik pagi itu, pikirku pagi saja sudah begitu panas bagaimana siangnya? ahh....aku menyesal karena aku hanya memakai kaos oblong kesukaanku berlengan pendek dengan jeans panjang berwarna hitam ditambah lagi ransel di punggungku dan kets ungu kesayangan siap berangkat ke kampus kuning ku.. dan tak lupa..ini yang terpenting dan harus kulakukan yaitu mengikat rambutku kalau teman-temanku hobi menyebutnya dengan buntut kuda hehehe.. Pagi itu aku terlambat suda sekitar 15 menit lantaran bis yang kunaiki tadi mogok di tengah jalan. Aku berlari secepat mungkin hingga tak sadar aku menabrak mahasiswa lainnya di belokan menuju tangga,
"Maaf...maaf...(sambil menunduk"
"oh iya gapapa.."
Setelah kulihat ternyata Arif. Arif Pradana Putra, aku mengenalnya saat aku bergabung di sebuah organisasi yang ada di kampus tingkat fakultas. Kami berbeda program studi namun satu angkatan.. yaaa... angkatan 2013.
"Aku duluan ya rif...udah telat, maaf banget yaaa..."
"Iya sa...hati-hati naik tangga itu sa.. kalo jatuh pasti sakit hehehe.."
"Iya sa...hati-hati naik tangga itu sa.. kalo jatuh pasti sakit hehehe.."
Begitulah arif.. dia suka sekali menjahili ku lantaran aku akan membalasnya dengan kejahilan yang ku lakukan.. dan itu arif menyukainya.. Akhir-akhir itu aku memang sering berkomunikasi dengannya tidak hanya melalui pesan sungkat tapi juga melalui beberapa jejaring sosial yang ada. Kian hari kedekatan kami makin bertambah...
*****
Sore itu kota Bandung tidak terlalu panas dan tidak juga hujan. Matahari sedang bersahabat begitupun dengan awan cocok sekali untuk joggiung atau sekedar hang out keliling kampus. Rayhan yang saat itu sedang duduk di pinggir jalanan kampus tiba-tiba saja tertabrak oleh sepeda berwarna merah gelap itu..
"eh sorry...aku ga sengaja"
"Oh iya gapap.."
"aku baru belajar bersepeda.. eh itu tangan kamu berdarah, aku obatin ya?"
"ahh, cuma luka kecil kok.."
Pertemuan singkat itu ternyata mempunyai makna yang tidak biasa bagi ray maupun dinda. Adinda Wijaya perempuan yang bersepeda berwarna merah yang waktu itu menabrak ray di jalanan kampus. Diam-diam setelah kejadian itu mereka memiliki hubungan yang lebih dari sekedar seorang teman. mungkin karena letak ruang kuliah mereka yang bersebelahan mendukung mereka untuk mempunyai hubungan itu...
*****
Setelah percakapan singkat waktu itu, aku dan ray tak pernah lagi berkomunikasi. Kami menghilang seolah-olah ditelan bumi. Sebuah surat kecil siap diterbangkan bersama balon-balon berwarna ungu kesukaan ku...
"Kuharap cinta kelak mempertemukan kita lagi.. Walau saat ini aku sedang bersama orang lain dan mungkin begitu juga dengan kamu.. Perjalanan hidup kita masih panjang walau kita ga tau umur kita akan sampai kapan..Karena kita belum tau masa depan kita itu siapa dan dimana ia berada..."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar